“Kita sebagai pendidik sepatutnya kembali kepada ruh pendidikan yang disampaikan oleh KHD. Kita harus mampu menggerakkan diri sendiri, lingkungan( Sekolah dan Masyarakat ) khususnya warga sekolah untuk terus bergerak berubah lebih baik . memberi semangat dan motivasi kepada anak didik kita untuk terus tumbuh kembang menyiapkan bekal dalam kehidupannya kelak bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu pula kita bisa menjadi pemimpin pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik.”
“Sungguh memberi semangat perubahan kepada kita pendidik untuk terus belajar dan menjadi teladan, motivator dan fasilitator bagi anak didik kita. Pola Asah, Asuh dan Asih dalam pendidikan dengan tetap bersemboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.
“Ucapan syukur patut kita haturkan kepada Allah SWT dan terimaksih tak hingga kepada Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yang telah mendobrak "keterbelengguan dan keterkungkungan" pendidikan dan pengajaran pada zaman kolonial belanda. Taman Siswa Ki Hajar Dewantara dengan segala Filosofinya memberi ruh kehidupan pada pendidikan dan pengajaran indonesia. kemerdekaan dalam belajar, kemerdekaan berekspresi, berinovasi, berkreasi dan berkolaborasi sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik. saat ini waktunya kita kembali merdeka mengembalikan ruh pendidikan dan pengajaran untuk pembelajaran yang bermakna, berpusat pada peserta didik dan terlahir pelajar dengan profil pancasila”
“Jika kita merujuk pada arti Pendidikan dan Pengajaran menurut KHD “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Pengajaran bertujuan memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Maka kita pendidik bersama seluruh elemen pendidikan memiliki tanggungjawab bersama menuntun peserta didik menemukan jati diri manusia merdeka seutuhnya dalam artian merdeka berfikir, berkreasi dan berkarya untuk menyiapkan kehidupannya lahir batin di masyarakat. Pendidikan menjadi tempat belajar, berlatih dan menumbuh kembangkan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kita pendidik berkewajiban memberikan ruang sepenuhnya untuk tumbuh kembang peserta didik dengan tetap menguatkan karakter dan akhlak mulia. Dimanapun kita berada disekolah , dimasyarakat tetapalah menjadi bagian yang selalau memberi manfaat kepada orang lain khususnya kepada peserta didik kita.”
“Setiap benih memiliki karakteristik dan potensi masing-masing, begitu juga anak secara alamiah memiliki kekuatan jiwa dan potensi tumbuh kembang yang berbeda-beda. Kita sebagai pendidik dan berperan sebagai orang tua seharusnya menyiapkan media dan merawat untuk tumbuh kembangnya anak berupa pendidikan dengan pengajaran yang tepat dengan berdasar pada filosofi pendidikan yang disampaikan oleh KHD. Kita pendidik sekaligus orang tua harus memberikan ruang dan waktu atas kemerdekaan dalam belajar dengan tetap mempertimbangkan, memperhatikan budaya luhur dan adab kearifan lokal. Keterbukaan akses informasi melalui kecanggihan teknologi memudahkan anak dan kita semua dalam menyerap, meniru, memproduksi karya. tetapi kita tetap harus memiliki kewaspadaan atas apa yang diserap dipelajari oleh anak didik kita. ada kendali agar nantinya tujuan pembelajaran dan pendidikan tercapai keselamatan serta kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat(KHD).”
“Sebagai pedoman kita pendidik, uraian dari KHD sungguh memberi pencerahan dalam melakukan proses pengajaran kepada anak didik kita. Setiap insan memiliki kodrat ketentuan keaslian sifat, karakter bawaan alam sejak dalam kandungan yang tentunya ini merupakan warna dasar setiap anak didik. Kodrat alam ini berlanjut ketika mereka( anak didik ) bergaul, berkomunikasi dan hidup dalam keluarga maupun masyarakat. Dilain sisi setiap insan ( anak didik ) akan melalui sebuah proses pembelajarannya untuk mencapai hidup dan kehidupannya pada zamannya. Kita pendidik tidak bisa menyamakan perlakuan terhadap anak didik sekarang seperti kita masih dalam posisi sebagai anak didik terdahulu. Tuntutan kecakapan hidup disetiap zaman akan berbeda maka kitapun sebagai pendidik dalam mengisi dan mewarnai arah hidup peserta didik harus adaptif terhadap perkembangan pengetahun dan teknologi dengan tetap mengutamakan adab kultur luhur budaya bangsa . Tetaplah kita berupaya memberi yang terbaik untuk anak didik kita.”
Sangat setuju atas pemikiran KHD bahwa Keluarga merupakan pendidikan pertama upaya tumbuh kembang anak dalam Budi Pekertinya. Ada pepatah " Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", jika kita teliti dan amati ketelatadanan keluarga menjadi hal utama dalam pembentukan budi pekerti anak. Orang tua ( keluarga ) akan mewarnai karakter dan watak anak. Apa yang dilihat, didengar dan dirasakan anak dalam berkomunikasi dalam keluarga secara langsung akan terekam dalam otak pikiran, dirasa lanjut berproses berbuah pada sebuah tindakan . Maka dari itu pentingnya kita memberi layanan Asah, Asuh dan Asih kepada anak dengan memberikan kemerdekaan dalam berekspresi, berkomunikasi dan eksplorasi diri dengan tentunya tetap ada kendali pendampingan arahan orang tua yg beradab menjunjung tinggi etika dan adap sopan santun. Jika pendidikan yang diberikan oleh orang tua selaras dengan pemikiran dari KHD dan kita pendidik disekolah menyambut dengan memberi pelayan pembelajaran yang bermakna maka terwujudlah budi pekerti luhur.”
“pengajaran dan pendidikan yang diberikankapada anaka didik kita membutuhkan metode, cara atau strategi mencapai tujuan yang kita inginkan. KHD mempersembahkan dan menuntun kita pendidik bagaimana memberikan pengajaran yang bermakna bagi anak didik kita. bermakana dalam menghantarkan kecakapan hidupnya. Kita pendidik sepatutnya memberi kemerdekaan belajar kepada anak didik kita sesuai dengan karakteristiknya. Metode Montesori, Frobel dan taman siswa menjadi contoh dalam memberikan pengajaran yang bermakna dengan menguatkan olah raga, olah pikir, olah hati, olah karsa/rasa.”
“Ki Hajar Dewantara dengan filosofinya telah memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan ,dimulai dari KHD dalam memperjuangkan pengajaran dan pendidikan diberikan sepenuhnya kepada rakyat tanpa pandang bulu, tanpa melihat status sosial atau status ekonomi dalam masyarakat. Beliau juga menyampaikan bahwa Pendidikan merupakan media semai anak didik kita, sehingga pendidikan harus menajdi ladang tempat yang subur tumbuh kembangnya anak didik kita. Pendidikan bukan hanya sekadar tempat untuk mencetak anak didik menjadi pintar, tetapi yang lebih penting pendidikan dapat menuntun anak didik kita menjadi anak didik yang beradap, mengetahu dan memahami budaya luhur bangsa. Dilain sisi pendidikan harus memfasilitasi tumbuh berkembangnya kebudayaan dan peradaban yang luhur dengan tidak meninggalkan kearifan lokal. saatnya kita bersama memberi kemerdekaan kepada anak didik kita dalam berpikir, berkreasi, berinovasi dan berkarya. Terimakasih KHD atas segala dasar pemikiran yang ditanamkan kepada kita pendidik.”
“Ucapan syukur patut kita haturkan kepada Allah SWT dan terimaksih tak hingga kepada Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yang telah mendobrak "keterbelengguan dan keterkungkungan" pendidikan dan pengajaran pada zaman kolonial belanda. Taman Siswa Ki Hajar Dewantara dengan segala Filosofinya memberi ruh kehidupan pada pendidikan dan pengajaran indonesia. kemerdekaan dalam belajar, kemerdekaan berekspresi, berinovasi, berkreasi dan berkolaborasi sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik. saat ini waktunya kita kembali merdeka mengembalikan ruh pendidikan dan pengajaran untuk pembelajaran yang bermakna, berpusat pada peserta didik dan terlahir pelajar dengan profil pancasila”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar