Oleh : Nunung Tri Wahyuni, S.Pd
Dalam dunia pendidikan modern, paradigma mengenai siapa yang belajar dan siapa yang mengajar telah mengalami pergeseran yang mendasar. Guru tidak lagi semata-mata sebagai sumber ilmu, tetapi juga sebagai pembelajar sepanjang hayat. Sebuah konsep yang ditekankan oleh UNESCO (2015) dalam kerangka Education 2030, bahwa lifelong learning adalah fondasi bagi tercapainya pendidikan berkualitas dan berkelanjutan.
Sebagai pendidik, kita hidup dalam dunia yang dinamis — dunia yang menuntut kita untuk terus belajar, menyesuaikan diri, dan meningkatkan kompetensi. Ilmu pengetahuan tidak lagi terkotak-kotak dalam batasan disiplin tertentu. Bahkan, penguasaan terhadap ilmu yang mungkin tidak linier dengan mata pelajaran yang kita ampu, bisa menjadi bekal untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual dan transformatif.
Belajar Bukan Sekadar Kewajiban, Tapi Keutamaan
Belajar bukan hanya tanggung jawab siswa. Guru pun perlu terus menimba ilmu — baik melalui pendidikan formal, pelatihan, diskusi komunitas belajar, maupun melalui refleksi atas praktik keseharian di kelas. Proses belajar ini merupakan bagian dari keutamaan profesi kita, dan sekaligus bentuk tanggung jawab moral kepada peserta didik, masyarakat, dan masa depan bangsa.
Kita patut bersyukur jika dalam perjalanan kita sebagai pendidik, muncul rasa haus akan pengetahuan. Itu pertanda bahwa nurani kita masih hidup, dan semangat profesionalitas masih menyala.
Refleksi Diri dan Sikap Positif: Kunci Tumbuh Bersama
Pembelajaran yang sejati lahir dari kesediaan untuk merefleksi. Ketika kita terbiasa merenung — bukan untuk menyesali, tetapi untuk memahami dan memperbaiki — di situlah proses pertumbuhan terjadi. Sikap terbuka terhadap kritik dan kerendahan hati untuk belajar dari siapa pun adalah kunci utama kemajuan seorang guru.
Di sisi lain, berpikir positif terhadap perubahan dan tantangan juga merupakan energi yang menular. Guru yang berpikiran positif akan melahirkan suasana belajar yang sehat dan memotivasi peserta didiknya untuk tumbuh dengan cara yang serupa.
Setiap Ilmu Pasti Bermanfaat
Pepatah bijak mengatakan:
"Setiap orang adalah guru. Setiap tempat adalah sekolah."
Dalam makna yang lebih luas, setiap ilmu yang kita pelajari memiliki potensi manfaat, meski belum tampak hasilnya secara langsung. Ia akan memperkaya diri kita, memperluas wawasan keluarga, dan memberi dampak jangka panjang kepada lingkungan sosial.
Ilmu yang benar dan digunakan dengan niat yang lurus akan menjadi amal jariyah, yang nilai kemanfaatannya terus mengalir. Oleh karena itu, tidak ada belajar yang sia-sia bagi seorang guru sejati.
Sebagai pendidik, menjadi pembelajar sepanjang hayat bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan. Di tengah arus perubahan yang cepat, guru yang terus belajar, terbuka terhadap refleksi, dan berpikir positif akan mampu menghadirkan pendidikan yang bermakna dan relevan. Sekecil apa pun ilmu yang diperoleh, jika diniatkan dengan tulus, akan memberi manfaat — bagi diri sendiri, keluarga, peserta didik, dan masyarakat luas. Maka, mari kita rawat semangat belajar ini sebagai bagian dari jati diri pendidik sejati: rendah hati, terus bertumbuh, dan memberi manfaat sepanjang waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar