Kamis, 30 Januari 2025

Jangan Berharap kepada Manusia Jika Tidak Ingin Kecewa

Dalam hidup, sering kali kita berharap kepada sesama manusia, mengira bahwa kebaikan yang kita lakukan akan selalu dibalas dengan kebaikan yang lebih besar. Namun, harapan seperti itu sering kali berujung pada kekecewaan. Sebab, manusia memiliki keterbatasan dan tidak selalu mampu memenuhi ekspektasi kita. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kita untuk meniatkan segala sesuatu sebagai ibadah kepada Allah dan beramal dengan ikhlas.  

Hikmah dari Kisah Ali, Umar, dan Pak Tomi

Ada seorang santri bernama Ali yang bersilaturahmi ke rumah gurunya, Pak Tomi. Sebagai tanda hormat, Ali membawa oleh-oleh berupa singkong. Pak Tomi yang sangat menghargai niat baik Ali membalasnya dengan memberikan seekor kambing sebagai hadiah.  

Kabar ini sampai kepada Umar, teman Ali. Umar pun berpikir, "Jika Ali memberi singkong dan mendapatkan kambing, maka jika aku membawa durian, pasti aku akan mendapat sesuatu yang lebih besar, mungkin sapi." Dengan harapan besar, Umar pun datang ke rumah Pak Tomi dengan membawa singkong. Namun, alih-alih mendapatkan sapi, Pak Tomi justru membalasnya dengan singkong yang dibawa oleh Ali. Umar pun kecewa.  

Apa yang terjadi? Umar mengharapkan balasan dari manusia, bukan dari Allah. Ia melakukan sesuatu dengan harapan imbalan yang lebih besar, bukan dengan keikhlasan. Berbeda dengan Ali yang tulus dalam memberi, sehingga Allah membalasnya melalui perantara Pak Tomi.  

Dari kisah ini, kita belajar bahwa niat yang ikhlas lebih utama daripada sekadar berharap balasan. Jika kita melakukan sesuatu dengan hati yang penuh keikhlasan, maka Allah yang akan membalasnya dengan cara yang tak terduga.  

Niatkan Segalanya untuk Ibadah kepada Allah  

Dalam Islam, segala amal harus didasari niat yang benar. Rasulullah ﷺ bersabda:  

"Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari & Muslim)  

Keikhlasan dalam beramal menjadi kunci utama agar amal tersebut diterima oleh Allah. Jika kita bekerja, belajar, atau berbuat baik hanya untuk mencari pujian atau keuntungan dunia, maka kita akan mudah kecewa ketika hasilnya tidak sesuai harapan. Tetapi jika semua itu diniatkan untuk Allah, maka kita tidak akan merasa rugi, apa pun yang terjadi.  

Pentingnya Ilmu untuk Beramal dengan Benar  

Selain niat yang ikhlas, ilmu juga sangat penting dalam menjalankan amal dengan benar. Tanpa ilmu, seseorang bisa saja beramal tetapi keliru dalam caranya. Imam Al-Ghazali pernah berkata:  

"Amal tanpa ilmu adalah kesesatan, dan ilmu tanpa amal adalah kesia-siaan." 

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Dengan ilmu, kita bisa memahami bagaimana cara beribadah dengan benar, bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana menjalani hidup sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.  

Hikmah dari Peristiwa Isra' Mikraj  

Salah satu peristiwa besar dalam Islam yang mengajarkan kita untuk bertawakal kepada Allah adalah Isra' Mikraj. Dalam peristiwa ini, Rasulullah ﷺ mengalami perjalanan luar biasa dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Isra'), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mikraj) untuk menerima perintah shalat langsung dari Allah.  

Jika kita renungkan, perjalanan ini penuh dengan hikmah. Rasulullah ﷺ menghadapi tantangan besar dalam menyampaikan dakwahnya, mendapat penolakan dari banyak orang, bahkan kehilangan dua orang yang sangat beliau cintai, yaitu Khadijah dan Abu Thalib. Namun, Allah memberikan hiburan dengan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya dalam perjalanan Isra' Mikraj.  

Begitu pula dalam hidup kita. Terkadang kita berada dalam kesulitan dan kegelapan, seperti malam yang pekat. Tapi ingatlah bahwa setiap malam pasti berakhir, dan bulan purnama akan muncul menerangi kegelapan. Begitulah cara Allah menunjukkan bahwa setelah kesulitan, akan ada kemudahan.  

Hidup ini akan lebih tenang jika kita tidak menggantungkan harapan kepada manusia. Keikhlasan dalam berbuat adalah kunci agar kita tidak mudah kecewa. Niatkan semua amal untuk Allah, perbanyak ilmu agar bisa beramal dengan benar, dan ambil hikmah dari perjalanan Rasulullah ﷺ dalam Isra' Mikraj.  

Jika kita percaya bahwa Allah yang Maha Mengatur segalanya, maka kita akan lebih tenang menjalani hidup. Karena balasan terbaik tidak datang dari manusia, tetapi dari Allah yang Maha Adil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar